Outing class merupakan salah satu cara metode pembelajaran di luar kelas yang bisa menambah pengetahuan serta pola pikir mahasiswa. Sampai saat ini, outing class merupakan media yang paling efektif dan efisien dalam menyampaikan suatu ilmu pelajaran bukan hanya dari teori saja, kebenaran dan bukti nyata dilapangan perlu kita ketahui.
SMA Yadika 6 Pondok Aren mengadakan kegiatan outing class ke Baduy yang dilaksanakan pada hari selasa tanggal 11 maret 2017. Jumlah peserta sebanyak 311 orang yang terdiri dari 188 siswa dan siswi kelas x , 100 siswa dan siswi kelas xi , 23 bapak dan ibu guru. Seluruh peserta di wajibkan berkumpul di sekolah pada pukul 05.30 dan keberangkatan pada pukul 07.10 dengan 9 bis. Setelah itu tiba di Desa Kanekes – Ciboleger, Baduy, Kab. Lebak, Provinsi Banten pada pukul 12.00.

Hidup terisolir adalah cara Suku Baduy mempertahankan budayanya tanpa intervensi teknologi. Keberadaan suku beretnis Sunda ini dilindungi dan tiada duanya di Indonesia. Suku Baduy terdiri dari 2 macam yaitu suku Baduy luar dan suku Baduy dalam.
Perjalanan menuju ke kampung wisata Baduy dilanjutkan dengan berjalan kaki sesuai peraturan yang berlaku. Bukan perjalanan yang mudah bagi rombongan, karena jalurnya yang sedikit berbatu, menanjak, menurun dan cukup jauh. Sepanjang perjalanan, mata dimanjakan dengan pemandangan alam yang asri dan unik. Diantaranya adalah lumbung, sungai-sungai kecil, rumah-rumah dari bambu dan ijuk di perkampungan Baduy dengan arah hadap yang sama. Setelah melalui proses yang panjang dan melelahkan, rombongan akhirnya tiba di kampung wisata Baduy pada pukul 16.00 WIB. Selama outing, rombongan tinggal di rumah Pak Uncal, wakil kepala suku Baduy luar di desa Kanekes.
Outing ke kampung wisata Baduy merupakan cara SMA Yadika 6 belajar dari alam. Penggalian informasi tentang budaya dan kehidupan suku Baduy dengan proses wawancara menunjukkan bahwa Minat belajar anak-anak SMA Yadika 6 sangatlah tinggi. Salah satunya adalah informasi tentang jembatan bambu. Proses pembuatannya sangat unik karena selain dilakukan secara gotong-royong, perencanaannya juga sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan diawali dengan penanaman pohon terlebih dahulu. Kegunaan pohon tersebut untuk menyambung bambu dengan arah berlawanan. Tali pengikat bambu dengan pohon adalah serabut pohon kelapa sawit yang disambung menjadi gumpalan besar. Cara suku Baduy mengkonsumsi daun paku secara langsung tanpa harus dimasak maupun perbaikan jalan selama 5 hari dengan menata batu secara rapi di sepanjang jalan agar mudah dilewati dan tidak licin, juga menambah wawasan anak-anak SMA Yadika 6.
Di kampung wisata Baduy, anak-anak SMA Yadika 6 memaknai hidup dengan keterbatasan. Menikmati gelapnya malam tanpa aliran listrik dan hanya mengandalkan senter sebagai penerang. Belajar melewati hari tanpa ponsel karena tiadanya sinyal. Semua menjalani hari-hari di kampung wisata Baduy dengan suka cita.

IMG_8769 (2)

IMG_8769 (2)

IMG_8769 (2)